Urusan cita-cita, urusan memilih jurusan saat kuliah, seingat saya orang tua kami tak pernah memilihkan apalagi memaksakan. Termasuk ketika hendak memilih calon pendamping. Kami delapan bersaudara tak satupun dengan cara menunjuk satu bintang, satu nama. Apalagi menjodohkan langsung. Orang tua hanya memberikan rumus umum. Variabelnya? terserah. Yang jelas ini rumusnya. Kalau ga masuk rumus, saya tak akan merestui, begitu deh kira-kira.
Ketika mengajukan proposal nikah (wah resmi betul nih..) calon yang diajukan syaratnya ga macam-macam. "Yang penting agamanya baik, dari keluarga baik-baik." Selebihnya, itu terserah selera masing-masing. Mudah, yang penting masuk rumus, masuk dalam poin utama, masuk dalam kriteria pokok.
"Agamanya" adalah kalimat yang sangat penting bagi orang tua kami. Di garis itu pulalah kami dibesarkan. Kami ikut dan tersuasana dengan apa yang diharapkan oleh orang tua, terutama Bapak. "Kalau agamanya bagus, insya allah yang lain-lain akan baik juga."
Bersyukur sekali rasanya berada di koridor yang Bapak/ Ibu telah dirikan. Minimal kami anak-anaknya masih berada dalam rel yang benar.
Dari pengalaman diatas mungkin terselip inspirasi. Kepemimpinan ternyata berkaitan juga dengan apakah keluarga terdekat terinspirasi dan ikut terpengaruh dengan apa yang dicontohkan. Semoga anggota keluarga kita terinspirasi dengan apa yg kita perbuat. Inspirasi yang akan menuntun masa depannya, dunia dan akhirat.
"Agamanya" adalah kalimat yang sangat penting bagi orang tua kami. Di garis itu pulalah kami dibesarkan. Kami ikut dan tersuasana dengan apa yang diharapkan oleh orang tua, terutama Bapak. "Kalau agamanya bagus, insya allah yang lain-lain akan baik juga."
Bersyukur sekali rasanya berada di koridor yang Bapak/ Ibu telah dirikan. Minimal kami anak-anaknya masih berada dalam rel yang benar.
Dari pengalaman diatas mungkin terselip inspirasi. Kepemimpinan ternyata berkaitan juga dengan apakah keluarga terdekat terinspirasi dan ikut terpengaruh dengan apa yang dicontohkan. Semoga anggota keluarga kita terinspirasi dengan apa yg kita perbuat. Inspirasi yang akan menuntun masa depannya, dunia dan akhirat.
Kutipan:
"Manajemen yang efisien tanpa kepemimpinan yang efektif adalah, seperti yang pernah dikatakan orang, "seperti meluruskan kursi-kursi geladak di atas Titanic." (Covey, page 92)
Apa maksudnya ya? Ga tau juga. :-) Tapi mungkin begini, kapal akan berlayar efektif kalau nahkodanya mantap, tak guna lurusin kursi-kursi dulu klo kapalnya masih miring, seperti Titanic yang lagi miring. Bisa betu, bisa salah.
Apa maksudnya ya? Ga tau juga. :-) Tapi mungkin begini, kapal akan berlayar efektif kalau nahkodanya mantap, tak guna lurusin kursi-kursi dulu klo kapalnya masih miring, seperti Titanic yang lagi miring. Bisa betu, bisa salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar