Jumat, 26 Mei 2017

RAMADHAN DISAMBUT GEMBIRA

Rasa gembira adalah cerminan hati. Cara mengekspersikan kegembiraan juga berbagai cara. Ramadhan yang sebentar lagi tiba juga disambut dengan gembira oleh orang yang telah merindukannya.

Anak-anak TPA, remaja masjid dan kelompok pengajian mengekspresikan kegembiraan meraka dengan pawai obor keliling kampung atau komlpeks perumahan. Orang tua menyambut dengan menyempurnakan perlengkapan shalat, menyiapkan daftar menu buka dan sahur. Anak muda bersiap-siap dengan jadwal dan agenda selama ramadhan. Inilah sebagian ekspresi menyambut ramadhan di tanah air.

Perasaan yang gembira dalam memasuki bulan puasa adalah hal yang patut disyukuri. Itu adalah bentuk lain dari keimanan dan keyakinan atas syariat Allah yang diwajibkan. Puasa adalah salah satu syariat Allah yang diwajibkan bagi orang yang beriman.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Yang dipanggil untuk melaksanakan puasa hanya orang-orang yang beriman dan puasa membutuhan komitmen yang kuat untuk menjalankannya. Komitmen untuk tidak makan dan minum di siang hari. Komitmen untuk menjaga hal yang membatalkan lainnya, tanpa pengawasan manusia. 

Karena ada orang tidak bisa melakukannya maka jika banyak orang yang malah bergembira menyambut ‘latihan komitmen’ ini, tentu sebuah hal yang luar biasa. Sebab pada dasarnya manusia menghindari sesuatu yang membuat ‘tersiksa’.

Nah… apa kira-kira yang melandari kegembiraan menyambut ramadhan ini? Bergembira memasuki masa tidak makan dan minum di siang hari? Bergembira melewati rasa lapar dan haus selama sebulan penuh? Bergembira melewati malam-malam dengan tarawih? Bergembira bangun sahur di penghujung malam? Itulah keyakinan. Itulah komitmen. Itulah Iman.

Sikap-sikap inilah yang menjadi kekuatan dan karakter setiap muslim. Sikap yang akan mempersiapkan, melatih dan membentuk setiap muslim menjadi pemimpin dalam bermasyarakat.

Mari sambut ramadhan dengan gembira dan senyuman.

Menjelang datangnya Ramadhan
Batam, 26 Mei 2017

Rabu, 24 Mei 2017

RAMADHAN DAN PINTU-PINTU SURGA DIBUKA

Apa maksud bahwa saat datang bulan ramadhan pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup? Apakah berarti tidak ada perbuatan dosa yang terjadi di dalam bulan ramadhan? Tentu tidak kan? Toh malah masih kerap kita melihat saudara kita yang muslim makan dan minum di siang hari saat bulan ramadhan.

Ternyata, menurut Syaikh ‘Utsaimin, maksud pintu-pintu surga dibuka adalah, karena banyaknya amal saleh yang dikerjakan di bulan ramadhan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang-orang beriman.

Berarti bagi orang yang tidak kuat imannya atau bahkan tidak beriman, tidak akan banyak berefek padanya. Tidak akan merasakan banyak pengaruh apakah itu bulan ramadhan atau bukan. Itulah sebabnya puasa diperuntukkan hanya bagi orang-orang yang beriman.

Berbeda bagi orang yang merindukan datangnya ramadhan. Ada perasaan bahagia dan kegembiraan dalam hatinya. Selain itu juga akan merasa lebih bersemangat dengan suasana ibadah berjamaah. Ke masjid untuk shalat tarawih, belajar ilmu agama, berbuka puasa, saling berbagi dan berbagai kegiatan lainnya yang dilakukan bersama-sama.

Bagi yang tak terpengaruh ada tidaknya ramadhan atau bahkan merasa tak nyaman dengan datangnya ramadhan, tentu akan sulit untuk melakukan amalan-amalan bulan ramadhan. Padahal ramadhan adalah kesempatan untuk memperbanyak amal dan melipat gandakannya. Diluar bulan ramadhan tentu pahalanya tidak sama lagi.

Di bulan ramadhan ada puasa, ada shalat tarawih, ada sahur yang diberkahi, ada zakat fitrah, ada malam lailatul qadr, ada i’tiqaf sepuluh hari terakhir dan amalan-amalan lain yang menjadi momen yang sangat baik untuk menguatkan iman dan meminta ampunan dan ridha dari Allah. ‘Menu-menu’ ini hanya ada di bulan ramadhan.

Agar bisa makin bersemangat dalam beribadah, ajaklah anggota keluarga atau kawan saat menjalankannya. Usahakan saling memotivasi, saling mengingatkan dan saling mendoakan. Sebab kerap kali semangat ternyata hanya di awal saja. Di tengah perjalanan semangat menjadi kendor dan akhirnya terasa berat. Namun jika dilakukan bersama seseorang atau sekelompok orang, akan menjadi berbeda.

Menjelang datangnya Ramadhan
Batam, 24 Mei 2017




Selasa, 23 Mei 2017

RAMADHAN DAN PINTU AR-RAYYAN

Bagaimana menghadirkan semangat dalam menjalankan ibadah puasa?  Salah satunya dengan mempelajari dan mengetahui apa manfaat atau keutamaan yang akan kita dapatkan dengan melakukan ibadah tersebut.

Salah satu keutamaan puasa adalah orang yang berpuasa akan melewati pintu syurga yang dikuhususkan bagi orang yang berpuasa. Mereka akan masuk surga melaui pintu yang bernama Ar Rayyan.

Ar Rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Dari delapan pintu di syurga, Ar-Rayyan hanya akan dimasuki bagi orang-orang yang berpuasa.

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “Ar Rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa”. Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya”. (HR. Bukhari).

“Surga memiliki delapan buah pintu. Diantara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa”. (HR. Bukhari)

Puasa juga memiliki kekhususan dibanding dengan amalan yang lain. Jika amalan lain itu untuk diri sendiri, maka amalan Puasa itu untuk Allah dan Allah sendiri yang nanti akan membalasnya.

“Setiap amalan manusia adalah untuknya. Kecuali amalan puasa itu untuk Allah dan Dia yang nanti akan membalasnya”. (HR. Bukhari)  

Inilah beberapa motivasi yang tentu boleh menjadikan kita semangat dalam menjalankan ibadah puasa. Motivasi yang dibangun diatas keimanan bahwa Allah menyiapkan pahala bagi yang ikhlas dalam melakukan perintah-Nya.

Salah satu tabiat manusia adalah mencari kesenangan dan menghindari kemalangan. Sebagai orang yang yakin akan surga dan neraka, tentu setiap kita mengharapkan kelak  di akhirat dimasukkan ke dalam syurga dan selalu berdoa dijauhkan dari api neraka. Maka dari itu tentu sangat baik jika membiasakan mengetahui keutamaan dari setiap ibadah untuk memotivasi kita saat akan menjalankannya.

Menjelang datangnya Ramadhan – Batam, 23 Mei 2017

Senin, 22 Mei 2017

RAMADHAN, TAKWA DAN KEBAHAGIAAN


Tak terasa bulan ramadhan sebentar lagi tiba. Selama sebulan kita akan dilatih untuk menahan nafsu terhadap sesuatu yang sebelumnya boleh saja kita lakukan. Di hari biasa kita boleh dengan bebas makan dan minum. Setiba di bulan Ramadhan, kita tahan untuk tidak memakannya hingga magrib tiba. Bagi yang sudah biasa melakukan puasa, menjadi sesuatu yang mudah saja. Namun bagi yang belum biasa tentu akan menghadapi godaan yang besar antara melanjutkan puasa atau menghentikan ‘penderitaan’ dalam lapar dan dahaga.

Kekuatan motivasi seseorang melakukan sesuatu akan mempengaruhi kemampuannya menjalankan kegiatan tersebut. Puasa sebagai sebuah ibadah, sejatinya harus dimotivasi oleh dorongan iman. Menjalankan ibadah puasa karena puasa adalah perintah dari Allah dan mengharapkan ampunan dari Allah atas segala dosa dan kesalahan di masa lalu. Dengan motivasi yang kuat maka  godaan untuk berhenti juga akan kuat untuk dilawan.

Tujuan akhir dari puasa adalah mendapatkan derajat takwa (QS 2:183). Dengan ketakwaan diharapkan menjadi bekal selama hidup dalam mencari kebahagiaan.

Definisi kebahagian berbagai macam bentuknya. Namun secara umum semua manusia menginginkan dan mengharapkan hidup bahagia. Bahkan dengan harapan mendapatkan kebahagiaan, apakah untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, seseorang bisa melakukan apa saja yang dengan cara yang tidak biasa.

Seorang ayah rela berpisah dari anak dan istrinya bekerja ke luar negeri selama berbulan-bulan untuk mendapatkan rezeki. Seorang anak rela berjauhan dari orang tuanya untuk kuliah dan akhirnya bekerja dengan harapan suatu saat bisa membalasa kebaikan orang tuanya. Seorang murid rela menempu perjalanan yang sangat jauh untuk mencari gurunya di masa kecil dulu hanya untuk ingin mengucapkan terima kasih atas jasa ‘kepahlawanan’nya sebagai seorang guru. Guru yang mengubah pandangannya terhadap dunia. Mungkin dengan itulah mereka merasakan kebahagiaan.

Kebahagian letaknya di hati. Kebahagiaan tidak bisa dibeli secara langsung. Kebahagiaan juga tidak bisa diberi secara cuma-cuma. Bahkan kebahagiaan tidak tertentu tempat dan waktunya. Hanya bisa dirasakan. Dan yang mampu merasakannya adalah hati. Lalu hati yang bersih dan dekat dengan Allah-lah yang akan dimudahkan untuk merasakannya. Allah menyuruh kita untuk berpuasa dan dengan itu diharapkan menjadi hamba yang bertakwa. Inilah jalan Allah menunjukkan jalan-jalan menuju kebahagiaan. Kebahagiaan yang hakiki.

Menjelang datangnya Ramadhan
Batam, 22 Mei 2017

BERQURBAN SEBAGAI BUKTI KETAATAN

Setiap kebaikan sejatinya bisa dilaksanakan kapan saja. Namun berqurban di hari Idul Adha (dan tiga hari setelahnya) adalah momentum istim...