Tak terasa bulan ramadhan sebentar lagi tiba. Selama sebulan kita akan dilatih untuk menahan nafsu terhadap sesuatu yang sebelumnya boleh saja kita lakukan. Di hari biasa kita boleh dengan bebas makan dan minum. Setiba di bulan Ramadhan, kita tahan untuk tidak memakannya hingga magrib tiba. Bagi yang sudah biasa melakukan puasa, menjadi sesuatu yang mudah saja. Namun bagi yang belum biasa tentu akan menghadapi godaan yang besar antara melanjutkan puasa atau menghentikan ‘penderitaan’ dalam lapar dan dahaga.
Kekuatan
motivasi seseorang melakukan sesuatu akan mempengaruhi kemampuannya menjalankan
kegiatan tersebut. Puasa sebagai sebuah ibadah, sejatinya harus dimotivasi oleh
dorongan iman. Menjalankan ibadah puasa karena puasa adalah perintah dari Allah dan
mengharapkan ampunan dari Allah atas segala dosa dan kesalahan di masa lalu.
Dengan motivasi yang kuat maka godaan
untuk berhenti juga akan kuat untuk dilawan.
Tujuan akhir dari puasa adalah mendapatkan derajat takwa (QS 2:183). Dengan ketakwaan
diharapkan menjadi bekal selama hidup dalam mencari kebahagiaan.
Definisi
kebahagian berbagai macam bentuknya. Namun secara umum semua manusia
menginginkan dan mengharapkan hidup bahagia. Bahkan dengan harapan mendapatkan
kebahagiaan, apakah untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, seseorang bisa
melakukan apa saja yang dengan cara yang tidak biasa.
Seorang
ayah rela berpisah dari anak dan istrinya bekerja ke luar negeri selama
berbulan-bulan untuk mendapatkan rezeki. Seorang anak rela berjauhan dari orang
tuanya untuk kuliah dan akhirnya bekerja dengan harapan suatu saat bisa
membalasa kebaikan orang tuanya. Seorang murid rela menempu perjalanan yang
sangat jauh untuk mencari gurunya di masa kecil dulu hanya untuk ingin
mengucapkan terima kasih atas jasa ‘kepahlawanan’nya sebagai seorang guru. Guru
yang mengubah pandangannya terhadap dunia. Mungkin dengan itulah mereka merasakan kebahagiaan.
Kebahagian
letaknya di hati. Kebahagiaan tidak bisa dibeli secara langsung. Kebahagiaan
juga tidak bisa diberi secara cuma-cuma. Bahkan kebahagiaan tidak tertentu
tempat dan waktunya. Hanya bisa dirasakan. Dan yang mampu merasakannya adalah
hati. Lalu hati yang bersih dan dekat dengan Allah-lah yang akan dimudahkan
untuk merasakannya. Allah menyuruh kita untuk berpuasa dan dengan itu
diharapkan menjadi hamba yang bertakwa. Inilah jalan Allah menunjukkan
jalan-jalan menuju kebahagiaan. Kebahagiaan yang hakiki.
Menjelang
datangnya Ramadhan
Batam, 22 Mei 2017
Batam, 22 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar