Minggu, 03 Februari 2008
Lentera
Aku melangkahkan kaki menuju Taman Niaga Batam. Jarak tempat ini lumayan jauh, katanya sekitar 17 km dari tempat tinggalku, dengan angkot sekitar setengah jam. Aku merasa dari Makassar-Maros kalau di Sulsel. Malam itu (kemarin) ada tatsqif rutin yang dilaksanakan oleh DPD Batam. Di salah satu penggalan materi sang ustad menyelipkan sebuah hikmah yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Catatan ini hasil daur ulang dari penyimakan saya malam itu. Malam aku diterangi lentera yang indah.
Dikisahkan ada seorang pemuda berjalan di sekitar rumah penduduk di sebuah negeri. Secara tidak sengaja dia melihat seorang wanita yang sedang mandi dan dia melihat tubuh wanita tersebut. Belum sempat dia berfikir untuk menikmati, spontan dia dilanda ketakutan.
Ketakutan karena apa?
Setelah itu dia kabur meninggalkan daerah tersebut, menghilang dan menyendiri di sebuah tempat. Konon dia mengasingkan diri di sana selama lebih dari sebulan hingga akhirnya seseorang yang terkemuka di negeri tersebut menyadari kehilangannya dari tengah-tengah masyarakat dan meminta untuk mencarinya.
Orang terkemuka tersebut menyuruh untuk mengetahui keberadaannya dan mengharapkan untuk bertemu dengan pemuda tersebut.
Sang pemuda tinggal di sebuah bukit yang berada sangat jauh dari negeri yang ia tinggalkan. Ketika dicari dengan menyebutkan ciri-ciri pemuda tersebut, seorang penduduk mengethui tempat tinggal pemuda tersebut.
Saat akhirnya pemuda tersebut ditemukan dan dikabarkan dia dicari oleh seorang terkemuka di negerinya, dia menjadi begitu ketakutan. Dia dibawa bertemu dan ketika dia bertemu ketakutannya memuncak dan akhirnya jatuh pingsan. Setelah siuman dia jatuh sakit lagi selama beberapa hari.
Apa sebenarnya yang terjadi dengan pemuda tersebut. Siapakah dia dan siapa orang terkemuka yang mencarinya itu?
Ini cerita lengkapnya yang saya dapat dari kecanggihan 'om Google'.
Seorang pemuda dari kaum Ansar yang bernama Tsa'labah bin Abdurrahman telah masuk Islam. Dia sangat setia melayani Rasulullah s.a.w. Suatu ketika Rasulullah s.a.w. mengutusnya untuk suatu keperluan. Dalam perjalanannya dia melalui rumah salah seorang dari Ansar, maka terlihat dirinya seorang wanita Ansar yang sedang mandi. Dia takut akan turun wahyu kepada Rasulullah s.a.w. menyangkut perbuatannya itu. Maka dia pun pergi kabur. Dia menuju ke sebuah gunung yang berada diantara Mekkah dan Madinah dan terus mendakinya.
Selama empat puluh hari Rasulullah s.a.w. kehilangan dia. Lalu Jibril a.s. turun kepada Nabi s.a.w. dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam buatmu dan berfirman kepadamu, "Sesungguhnya seorang laki-laki dari umatmu berada di gunung ini sedang memohon perlindungan kepada-Ku.""Maka Nabi s.a.w. berkata, "Wahai Umar dan Salman! Pergilah cari Tsa'laba bin Aburrahman, lalu bawa kemari." Keduanya pun lalu pergi menyusuri perbukitan Madinah.
Dalam pencariannya itu mereka bertemu dengan salah seorang penggembala Madinah yang bernama Dzufafah. Umar bertanya kepadanya, "Apakah engkau tahu seorang pemuda di antra perbukitan ini?" Penggembala itu menjawab, "Jangan-jangan yang engkau maksud seorang laki-laki yang lari dari neraka Jahanam?" "Bagaimana engkau tahu bahawa dia lari dari neraka Jahanam?" tanya Umar. Dzaufafah menjawab, "Kerana, apabila malam telah tiba, dia keluar kepada kami dari perbukitan ini dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, "Mengapa tidak cabut saja nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti keputusan!" "Ya, dialah yang kami maksud," tegas Umar.
Akhirnya mereka bertiga pergi bersama-sama.Ketika malam menjelang, keluarlah dia dari antara perbukitan itu dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, "Wahai, seandainya saja Engkau cabut nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti-nanti keputusan!" Lalu Umar menghampirinya dan mendekapnya. Tsa'labah berkata, "Wahai Umar! Apakah Rasulullah telah mengetahui dosaku?" "Aku tidak tahu, yang jelas kemarin beliau menyebut-nyebut namamu lalu mengutus aku dan Salman untuk mencarimu." Tsa'labah berkata, "Wahai Umar! Jangan kau bawa aku menghadap beliau kecuali dia dalam keadaan sholat"Ketika mereka menemukan Rasulullah s.a.w. tengah melakukan sholat, Umar dan Salman segera mengisi shaf. Tatkala Tsa'laba mendengar bacaan Nabi saw, dia tersungkur pingsan. Setelah Nabi mengucapkan salam, beliau bersabda, "Wahai Umar! Salman! Apakah yang telah kau lakukan Tsa'labah?" Keduanya menjawab, "Ini dia, wahai Rasulullah saw!"
Maka Rasulullah berdiri dan menggerak-gerakkan Tsa'labah yang membuatnya tersedar. Rasulullah s.a.w. berkata kepadanya, "Mengapa engkau menghilang dariku?" Tsa'labah menjawab, "Dosaku, ya Rasulullah!" Beliau mengatakan, "Bukankah telah kuajarkan kepadamu suatu ayat yang dapat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan?" "Benar, wahai Rasulullah." Rasulullah s.a.w. bersabda, "Katakan・Ya Tuhan kami, berilah kami sebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari azab neraka." (QS Al-Baqarah:201)Tsa'labah berkata, "Dosaku, wahai Rasulullah, sangat besar." Beliau bersabda,"Akan tetapi kalamullah lebih besar." Kemudian Rasulullah menyusul agar pulang kerumahnya. Di rumah dia jatuh sakit selama lapan hari. Mendengar Tsa'labah sakit, Salman pun datang menghadap Rasulullah s.a.w. lalu berkata, "Wahai Rasulullah! Masihkah engkau mengingat Tsa'labah? Dia sekarang sedang sakit keras."
Maka Rasulullah s.a.w. datang menemuinya dan meletakkan kepala Tsa'labah di atas pangkuan beliau. Akan tetapi Tsa'labah menyingkirkan kepalanya dari pangkuan beliau."Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pangkuanku?" tanya Rasulullah s.a.w. "Kerana penuh dengan dosa." Jawabnya Beliau bertanya lagi, "Bagaimana yang engkau rasakan?" "Seperti dikerubuti semut pada tulang, daging, dan kulitku." Jawab Tsa'labah. Beliau bertanya, "Apa yang kau inginkan?" "Ampunan Tuhanku." Jawabnya.Maka turunlah Jibril as. dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, "Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula."
Maka segera Rasulullah s.a.w. memberitahukan hal itu kepadanya. Mendengar berita itu, terpekiklah Tsa'labah dan langsung ia meninggal.Lalu Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar Tsa'labah segera dimandikan dan dikafani. Ketika telah selesai disholatkan, Rasulullah s.a.w. berjalan sambil berjingkat-jingkat. Setelah selesai pemakamannya, para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah! Kami lihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat." Beliau bersabda, "Demi Zat yang telah mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya! Kerana, banyaknya malaikat yang turut menziarahi Tsa'labah."
(copy dari heekmah.blogspot.com)
Aku malu kepada Tsa'labah
Aku malu pada-Nya
Atas besarnya imannya kepada Allah
Atas sikap khaufnya kepada Allah
marhaban
(Usai tatsqif di DPD Batam malam itu)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BERQURBAN SEBAGAI BUKTI KETAATAN
Setiap kebaikan sejatinya bisa dilaksanakan kapan saja. Namun berqurban di hari Idul Adha (dan tiga hari setelahnya) adalah momentum istim...
-
(Klik untuk memperbesar gambar) Indah yang tersembunyi Taman langit menghampar semesta alam Mengabarkan kekuasaanNya dari ...
-
"Jangan melihat hujan dari apa yang jatuh, tapi pada apa yang akan tumbuh." - Agus Noor. Beberapa hari belaka...
-
Lokasi foto: Jalan Brigjen Katamso, Batu Aji, Batam. "Aku mencari tahu apa yang dunia butuhkan. Lalu aku melangkah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar