Sabtu, 05 Januari 2008

Berganti masa















 

Kuncup mekar datang berganti
Saat mimpi belum sempurna

Walau malam kemarin masih bersisa

Tapi kini beralih dengan terangnya pagi

Namun dengan mentari yang sama


Setahun berlalu lagi

Setahun tak bisa kembali

Setahun tertinggal lagi

Segala utang mengejar lagi


(marhaban)


Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara dentuman dari segala penjuru. Tidurku terganggu. Aku bangkit melihat apa yang terjadi.

Setelah mengikuti kegiatan seharian di Hotel Sahid, berakhir sekitar pukul delapan malam. Karena merasa letihh aku langsung merebahkan diri dan akhirnya terlelap.

Suara yang serentak membangunkanku itu adalah bunyi petasan yang seolah dengan satu komandu untuk memulai penyerangan bertubi-tubi. Aku segera ke luar balkon lantai dua dan mengarahkan pandangan ke penjuru langit. Kembang api di mana-mana. Meluncur naik dan serentak pecah bermekaran seolah sari bungan yang dipancarkan keluar dan menyala. Indah sepintas. Sadarlah aku, mereka merayakan pergantian tahun. Sekarang telah berada di 2008. Ada puluhan tembakan dan sayup-sayup dari jauh terdengar. Tiba-tiba aku membayang kan kota Irak yang diserang oleh tentara sekutu membombardir seluruh isi kota.

Sejenak aku perpikir apanya yang mesti dirayakan dan digembirakan?

Aku jengah dengan semua suara petasan kembang api itu. Aku seolah tak habis pikir dengan cara kegembiraan itu. Pasti di seluruh bagian dunia malam ini berada dalam suasana ini. Tapi entah, aku tak bisa menikmatinya. Hanya memandang hampa cipratan terang di langit yang hitam.

Tiba-tiba ada gemuruh berat dari kejauhan langit. Ini cipratan yang lebih dahsyat, pikirku. Berbondong-bondong awan hitam yang menyeramkan seolah marah dengan semua hiasan langit buatan itu. Pikirku pemilik langit sedang marah. Berikutnya hujan turun dengan gagahnya.

Biarlah...

Di sisi lain kamarku, aku akhirnya tidak bisa tidur. Kembang api masih sayup satu-dua terdengar dan bahwa malam ini telah berganti dan masuk di tahun 2008 ternyata juga menyadarkanku. Hanya satu yang terlintas dibenakku, betulkah tahun ini tidak lebih baikdari tahun kemari?

Kuambil Tafsir Ibnu Katsir di atas mejaku, kubuka surah Al Hasys (59): 18.
Termenung aku membayangkan hari kemarin, bulankemarin dan tahun kemarin.

"...hendaklah setiap orang mempersiapkan diri untuk kehidupan esok .."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERQURBAN SEBAGAI BUKTI KETAATAN

Setiap kebaikan sejatinya bisa dilaksanakan kapan saja. Namun berqurban di hari Idul Adha (dan tiga hari setelahnya) adalah momentum istim...