Rabu, 15 September 2010

Kisah Ibu Penjual koran

"Nak, beli koran nak?" Saat itu saya lagi makan di sebuah warung ketika seorang ibu setengah baya menawarkan sebuah koran yang tak lagi up-date karena sudah menjelang sore. Awalnya aku tidak mempedulikannya hingga dia berkata, "Nak, beli koran nak, untuk beli makan". Sesaat mulutku berhentu mengunyah. Aku paham maksudnya bahwa dia butuh uang dan berjualan koran petang itu untuk sekedar dapat membeli makan.

Karena trenyuh mendengar kata-kata ibu itu dan melihat penampilannya yang menghiba hati, aku menawarkan tuk ikut makan di warung itu. "Ikut makan sama saya saja Bu. Nanti saya yang bayar." Ibu itu nampak ragu. Sekali lagi aku tawarkan. Tapi nampaknya masih enggan. "Kenapa Bu?". "Anak saya nanti makan apa, Nak?" Diikuti senyum kecil dari ibu tersebut. Masya Allah, ucapku dalam hati. Ibu ini tak ingin makan sendiri dan memikirkan anaknya dirumah. Dia sepertinya hanya berharap agar korannya dibeli sehingga ada uang untuk membeli makan. Hatiku terasa terobok-obok dan tiba-tiba teringat orang tuaku. Teringat akan ibuku.

Seketika itu juga aku borong lima buah koran yang harganya tak seberapa itu dan kupesankan lima bungkus nasi untuk ibu itu. Aku rasanya menyaksikan kemahakuasaan Allah atas rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Allahu Akbar.

NB: Mari mendoakan orang tua kita dan orang-orang yang kita cintai untuk segala kebaikannya. (Cerita nyata dari seorang kawan sore tadi)

1 komentar:

  1. subhanallah.
    berkunjung ke blog ini, mendapat nasihat yg sgt bermanfaat.

    BalasHapus

BERQURBAN SEBAGAI BUKTI KETAATAN

Setiap kebaikan sejatinya bisa dilaksanakan kapan saja. Namun berqurban di hari Idul Adha (dan tiga hari setelahnya) adalah momentum istim...