Senin, 24 Agustus 2009

Susah cari orang jujur sekarang, Bang...






















Episode Ramadhan (1)

Suatu sore, seminggu menjelang ramadhan, saya pulang dari tempat kerja. Beberapa meter dari pintu keluar, motor saya tiba-tiba berhenti. Ternyata kehabisan bensin. Kebetulan tak jauh dari tempat itu kulihat ada kios yang menjual bensin eceran dalam botol minuman mineral.

Saat si penjual mengambil sebotol bensin, kubuka dompetku. Ternyata lagi tak bawa uang lebih, hanya tersisa tiga ribu. Si penjual tak mau jika hanya membeli segitu. Lalu saya minta utang dulu, maksudnya bensinnya saya pakai dulu lalu saya pulang ambil uang ke rumah untuk membayarnya karena motor saya tak bisa jalan lagi tanpa diisi bensin.

"Maaf Pak, bukannya saya tidak percaya sama Bapak, tapi sekarang ini susah percaya sama orang. Sudah banyak seperti itu. Sekarang susah cari orang jujur, Pak."

Setelah bernegosiasi, akhirnya saya menitip STNK sebagai jaminan bahwa saya insya Allah akan belik untuk membayarnya.

Sebuah kejujuran mungkin benar-benar mulai langka di dunia ini. Satu persatu orang merasa ragu dengan seseorang untuk memberikan kepercayaan atas sesuatu.

Singkat cerita, masihkah ramadhan menjadi ladang melatih kejujuran bagi kita? Ataukah puasa hanya seperti sabda Rasulullah, hanya mendapat lapar dan haus? Semoga tidak, sebab masih ada Anda dan saya yang tetap berusaha mengambil hikmah dari makna berpuasa yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERQURBAN SEBAGAI BUKTI KETAATAN

Setiap kebaikan sejatinya bisa dilaksanakan kapan saja. Namun berqurban di hari Idul Adha (dan tiga hari setelahnya) adalah momentum istim...