Kamis, 23 Oktober 2008

Tekad* di pagi itu

Pagi ini angin bertiup agak kencang saat lagi diatas motor menuju tempak kerja. Dari kejauhan mulai tampak awan kelabu. Hujan sebentar lagi akan menguyur deras. Seperti setiap pagi ketika berangkat, biasanya saya memasang earphone di balik helm. Hitung-hitung dari pada mendengar deru ratusan kendaraan yang membosankan, kupilih channel Radio Salam FM**.

Sepekan yang lalu ada syair yang entah kenapa diputar hampir setiap pagi tepat kala sedang tancap gas. Syair ini tentu mengingatkan lagi masa indah bersama kawan-kawan KAMMI di Makassar. Mengingatkan saat-saat daurah, saat meeting, riadhoh, saat jaulah ke daerah dan tentu saat menyaksikan mereka-mereka para pemuda dengan takbir kekarnya.

Syair ini seolah memacuku untuk makin melajukan motorku.

Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini , darah ini sepenuh ridho Ilahi

...
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari bujur
Tuju sasaran , siapapun pemanahnya

...

Kami pisau belati yang selalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah akan padam
Tuk arungi da'wah ini jalan panjang

Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi
Tuk teman-teman KAMMI se-Indonesia, terkhusus KAMMI Daerah Sulsel,
SELAMAT MENGGELAR MUKTAMAR VI KAMMI di MAKASSAR
Semoga Sukses.

*Tekad/ Munsyid : Izzatul Islam/ http://liriknasyid.com
** Salam FM 102.7, bisa dengar juga
melalui audio streaming di www.radiosalamfm.com

1 komentar:

  1. assalamu alaikum...
    Wey...luar biasa bro fillah ini...
    nun jauh, tapi semangat tetap...
    SHOW TIME!!!!

    BalasHapus

BERQURBAN SEBAGAI BUKTI KETAATAN

Setiap kebaikan sejatinya bisa dilaksanakan kapan saja. Namun berqurban di hari Idul Adha (dan tiga hari setelahnya) adalah momentum istim...