Sabtu, 07 Februari 2009

Jadi Batman














Setahun sudah aku berada di Batam ini dengan lingkungan aktivitas dan rutinitas pekerjaan yang membutuhkan ketahanan fisik dan mental. Menantang panas matahari dan 'radiasi' pantulan dari pelat-pelat baja berwajah dingin. Menyelam debu tanah, pasir blasting, asap las. Begitu menantang. Menghadapi rekan kerja dengan temperamen yang bermacam-macam. Tantangan yang hampir merontokkan nyaliku di bulan-bulan awal. Waktu memaksa kita untuk belajar tangguh.

Hampir sepekan ini pula saya masuk shift malam. Masuk jam 18.00 dan pulang 06.00 pagi harinya. Sampai-sampai SMS seorang kawan menyebut saya 'Batman' (Aslkm, gimana kabar akh? Baru tau kalau antum sekarang jadi Batman akh). Yah, seperti inilah saat kapal lagi 'urgen' sehingga pekerjaan mesti dikebut. Jadi kelelawar? jangan sampai.

Memang ritme lagi rada kurang normal. Biasanya malam untuk istirahat, tapi beberapa hari ini semuanya seperti dunia terbalik. Malam-malam naik kapal, masuk tangki yang pengap, tenggelam dalam perut bangunan besi, hingga subuh. Wearepack jadi babak belur, kotor dan dekil. Semoga ga kolaps besok malam.

Sekarang ada rutinitas aneh: menjelang fajar cek kerjaan para worker, (1)naik kapal, (2)masuk tanki, (3)cari hidran, (4)wudhu, (5)pray...

Dah dulu, masih agak lelah nih.


Tanda 'batman' lagi offline' :)

BERQURBAN SEBAGAI BUKTI KETAATAN

Setiap kebaikan sejatinya bisa dilaksanakan kapan saja. Namun berqurban di hari Idul Adha (dan tiga hari setelahnya) adalah momentum istim...